Pekanbaru, (GM) — Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Provinsi Riau, Senin (09/03) Siang melakukan audiensi bersama Ketua DPRD Riau, Indra Gunawan Eet dan beberapa anggota DPRD Riau lainnya yakni Sunaryo dan Parisman Ihwan. Belasan guru TK tersebut datang dari berbagai perwakilan Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Riau.
Ketua IGTKI Provinsi Riau Nartianis M.Pd menyampaikan beberapa point terkait kedatangan mereka ke DPRD Riau. Pihaknya meminta adanya perhatian serius dari pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk menunjang prestasi para guru TK yang membawa nama baik Provinsi dalam perlombaan yang diadakan di tingkat Nasional.
Sebagai informasi, IGTKI telah terbentuk sejak puluhan tahun yang lalu,dan saat ini IGTKI Provinsi Riau telah memili anggota sebanyak 8674 anggota baik dari TK negri maupjn swasta yang tersebar diseluruh Kabupaten Kota.
“Kami minta ada perhatian pemerintah untuk organisasi yang kami miliki ini, kami meminta dukungan DPRD Riau untuk kegiatan IGTKI termasuk porseni yang akan digelar pada tahun depan,”ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya ragam kegiatan yang diikuti guru-guru TK ini bertujuan meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik di masa emas generasi muda.

Terkait hal itu,Anggota Komisi V DPRD Riau Sunaryo yang saat itu turut hadir dalam rapat tersebut menyampaikan akan melakukan kordinasi dengan Instansi terkait,agar dapat dianggarkan dalam APBD P 2020 ini.
“Harapan kita ini dapat direalisasikan,dan dalam waktu dekat kami akan memanggil dinas pendidikan dan
Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa kita surati.
Kalau bisa masuk didalam APBD P kenapa tidak,” Ujar Komisi yang membidangi masalah pendidikan.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPRD Riau,Indra Gunawan Eet. Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar permintaan para guru dapat direalisaskkan,karna menurtnya bagaimanapun juga peran para Guru TK sangat besar pengaruhnya bagi penerus bangsa.
“anggaran bantuan oleh IGTI ini bisa dianggarkan di dinas pendidikan Riau. Komisi yang membidangi adalah komisi V untuk itu nanti akan saya berikan memo agar ini bisa langsung dianggarkan,”katanya.
Sebagai informasi, Sejarah PAUD di Indonesia dan Perkembangan dari waktu ke awal. Memahami sejarah PAUD di Indonesia yang sama dengan memaharni perjalan panjang dinamika dan pasang-surut pendidikan di Indonesia.
Kehadiran PAUD di Indonesia telah dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Pada masa ini, dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda (1908-1941) dan masa penjajahan Jepang (1942-1945). Namun demikian, dibahas PAUD di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan PAUD di dunia internasional.
Pada tahun 1950, melalui Undang-Undang No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah yang menerima TK resmi membahas sebagai hagian dari sistem pendidikan nasional. Pada tahun itu pula, disepakati tanggal 22 Mei 1950 berdiri IGTKI. Pada tahun 1951 didirikan Yayasan Bersekolah Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar ke luar pulau Jawa.
Tahun 1951-1955, pemerintah memberlakukan kurikulum, menyediakan fasilitas, dan mengilangkan supervisi ke TK-TK. Pada perode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi, dan pengembangannya yang terus meningkat hingga ke luar pulau Jawa.
Pada tahun 1957 berdiri GOPTKI (Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia) yang menyelenggarakan kongres pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an, mulai didirikan TK yang berstatus negeri.
Tahun 1960-1963, pemerintah mulai melakukan pengiriman SDM untuk belajar negeri, mengirim ke Australia, AS, dan Selandia Baru. Dampak dari pengiriman SDM tersebut, terjadi modernisasi pendidikan di PAUD berskala besar dan merupakan jawaban atas ketidakpuasan sebelumnya.
Sebagai penghujung, pada periode tersebut, yaitu tahun 1963-1964 lahirlah Proyek (Kurikulum) Gaya Baru. Inti kurikulum ini berorientasi pada fasilitasi anak-anak yang sedang mengobrol, kebutuhan dan minat individu. Ciri khasnya tersedia pusat minat, seperti: sudut rumah tangga, sudut seni, pusat musik, dan sebagainya. (***)